Perilaku-Perilaku Sosial Penyebab Peningkatan Risiko Penularan Malaria di Pangandaran

Keywords: Faktor Risiko, Sosial Budaya, Malaria, Penularan, Wisata

Abstract

Malaria is still a public health problem in Pangandaran Regency. Increasing imported malaria cases from year to year become the main problem since Pangandaran is a tourist destination and is currently doing development in the tourism sector. This study aimed to look at socio-cultural factors in the community that contribute to the increased risk of malaria transmission. This research was conducted with interviews and environmental observations. Respondents were randomly selected from the population living in the District of Pangandaran. The results showed that the habit of going out at night, traveling to endemic areas, and choosing potential breeding places around settlements or tourist attractions would increase the risk of malaria transmission in Pangandaran. In this context, health workers need to discuss and provide understanding to the community about the dangers of malaria transmission so that people become more concerned and make independent prevention eff orts. The development of tourist destinations must also consider environmental factors sMalaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan di wilayah Kabupaten Pangandaran. Peningkatan kasus malaria impor dari tahun ke tahun menjadi masalah terutama karena Pangandaran merupakan daerah tujuan wisata dan sedang melakukan pengembangan di sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor sosial budaya di masyarakat yang memiliki potensi meningkatkan risiko penularan malaria. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan pengamatan lingkungan. Responden dipilih secara acak dari penduduk yang tinggal di wilayah Kecamatan Pangandaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan keluar malam, kebiasaan bepergian/merantau ke luar kota termasuk ke daerah endemis dan keberadaan tempat perindukan potensial di sekitar pemukiman atau objek wisata akan meningkatkan risiko penularan malaria di Pangandaran. Dalam konteks ini, para petugas kesehatan perlu melakukan pendekatan menyeluruh dan memberikan pengertian kepada masyarakat tentang bahaya penularan malaria sehingga masyarakat menjadi lebih peduli dan melakukan upaya pencegahan secara mandiri. Pengembangan daerah wisata pun harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan seperti letak tempat perindukan potensial Anopheles spp. uch as potential places for Anopheles spp brood.

Abstrak

 

Author Biography

Andri ruliansyah, Loka Litbangkes Pangandaran

https://scholar.google.co.id/citations?user=72V5zakAAAAJ&hl=en

https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=56989768900

References

Arsin, A. A. (2012) Malaria Di Indonesia (Tinjauan Aspek Epidemiologi). Makasar: Masagena Press. Darmawansyah et al. (2019) ‘Determinan Kejadian Malaria (Kajian Epodemiologi di Daerah Wabah)’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 08(03), pp. 136–142. https://doi.org/10.33221/jikm.v8i03.370.

Dinas Kesehatan Kab Ciamis (2006) Analisa Situasi Program Pemberantasan Malaria Kabupaten Ciamis Tahun 2005. Ciamis. Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran (2019) Data Kasus Malaria 2014-2019 Kabupaten Pangandaran. Pangandaran.

Ernawati, K. et al. (2011) ‘Hubungan Faktor Risiko Individu dan Lingkungan Rumah dengan Malaria di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Indonesia’, Makara Kesehatan, 15(2), pp. 51–57. https://doi.org/10.7454/msk.v15i2.916. Ester (2013) Perilaku Etnis Papua Mengenai Penyakit Malaria Di Kabupaten Nabire Provinsi Papua. [Thesis] Universitas Hasanudin.

Gunawan, S. (2000) Epidemiologi Malaria dalam Malaria Epidemiologi Patogenesis Manifestasi Klinis dan Penanganan. Cetakan Pe. Edited by P. . Harijanto. Jakarta: EGC.

Gwijangge, O. (2018) Hubungan Lingkungan Puskesmas Dengan Penyakit Malaria Di Kecamatan Yigi, Kabupaten Nduga. [Skripsi] STIK Majapahit Mojokerto.

Hakim, L. (2006) Dinamika Penularan Malaria di Desa Pamotan Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis. Ciamis.

Hakim, L. (2013) ‘Faktor Risiko Penularan Malaria Di Desa Pamotan Kabupaten Pangandaran’, Aspirator, 5(2), pp. 45–54.

Hakim, L. et al. (2018) ‘Potensi kemunculan kembali malaria di Kabupaten Pangandaran’, ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies, 10(1), pp. 37–48. https://doi.org/10.22435/asp.v10i1.154.

Hanida, S. F. (2018) ‘High Potency Enviromerntal Physical And Biological Factors Of Malaria Transmission Tendency In Regency Working Area Of Pandean Health Center Trenggalek’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), pp. 82–91. http://dx.doi. org/10.20473/jkl.v10i1.2018.82-91.

Harmendo (2008) Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. [Thesis] Universitas Diponegoro Semarang.

Hasyim, H., Camelia, A. and Fajar, N. A. (2014) ‘Determinan Kejadian Malaria di Wilayah Endemis’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(7), pp. 291–294. http://dx.doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.367.

Irawati, Ishak, H. and Arsin, A. (2017) ‘Karakteristik Lingkungan penderita malaria di Bulukumba’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2(3), pp. 73–77. https://doi.org/10.31943/afi asi.v2i3.

Krisna, A. and Sudirman (2015) ‘Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Malaria Di Desa Bobalo Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013’, Jurnal Kesehatan Tadulako, 1(1), pp. 16–27.

Loka Litbang P2B2 Ciamis (2006) Laporan Validasi Data Malaria Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya Tahun 2005. Ciamis.

Mantra, I. B. (2000) Demografi Umum. Yogyakarta: pustaka Pelajar. Masra, F. (2002) Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung. [Thesis] Universitas Indonesia.

Mustafa, M.Saleh, F. and Djawa, R. (2018) ‘Penggunaan Kelambu Berinsektisida dan Kawat Kasa Dengan Kejadian Malaria di Kelurahan Sangaji’, Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia, 1(3), pp. 93– 98. https://doi.org/10.31934/mppki.v1i3.311.

Ningsi, Anastasia, H. and Nurjana, M. A. (2012) ‘Aspek Sosial Budaya Masyarakat Berkaitan Dengan Kejadian Malaria Di Desa Sidoan Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah’, Media of Health Research and Development, 0(0), pp. 30–39. https://doi.org/10.22435/mpk. v0i0.745.

Ningsi, Erlan, A. and Puryadi (2011) ‘Aspek Sosial Budaya Dan Lingkungan Fisik Masyarakat Suku Da’a Dalam Kaitannya Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kota Palu Sulawesi Tengah’, Media Litbang Kesehatan, 21(1), pp. 18–31. https://doi.org/10.22435/mpk.v21i1 Mar.112.

Noor, N. (2004) Epidemiologi. Makasar: Lembaga Penerbit Universitas Hasanuddin. Notoatmodjo, S. (2010) ‘Ilmu perilaku kesehatan’, Jakarta: Rineka Cipta, pp. 20–40.

Nurbayani, L. (2013) ‘Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Mayong I Kabupaten

Jepara’, Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2(1).

Prastiawan, A. (2019) ‘Mobility And Behavior Infl uences On Import Malaria In The Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek’, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 11(2), p. 91. https://doi.org/10.20473/jkl.v11i2.2019.91-98. Probowo, A. (2004) Malaria, Mencegah dan Mengatasinya. Jakarta: Puspa Swara.

Purwanti, N. (2017) ‘Pengetahuan Komunitas Mooi Dalam Menanggulangi Penyakit Malaria Di Kabupaten Sorong’, Jurnal Noken, 3(1), pp. 31–36. doi: https://doi.org/10.33506/jn.v3i1.72.

Pusat Data dan Informasi Depkes RI (2003) ‘Malaria dan Kemiskinan’, Jurnal dan Informasi Kesehatan, 3. Rahmawati, S. L. and Raharjo, M. (2012) ‘Evaluasi Manajemen Lingkungan Pengendalian Vektor Dalam Upaya Pemberantasan Penyakit Malaria di Kota Ternate Evaluation Of Environmental Management Of Vector Control In Efforts Of The Malaria Disease Eradication In Ternate City’, Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia, 11(2), pp. 172–181.https://doi.org/10.1111/j.1751-908X.2008.00902.x.

Saputro, K. P. and Siwiendrayanti, A. (2015) ‘Hubungan Lingkungan Sekitar Rumah Dan Praktik Pencegahan Dengan Kejadian Malaria Di Desa Kendaga Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013’, Unnes Journal of Public Health, 4(2), pp. 76–83. https://doi.org/10.15294/ujph.v4i2.5038.

SLPV Jawa Barat (2000) Laporan Validasi Data Malaria Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya Tahun 1999. Ciamis. Suharjo (2015) ‘Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria Di Daerah Endemis Kalimantan Selatan’, Media Litbangkes, 25(1), pp. 23–32. https://doi.org/10.22435/mpk.v25i1.4093.23-32.

Susanna (2005) Dinamika Penularan Malaria di Ekosistem Persawahan, Perbukitan dan Pantai. [Disertasi] Universitas Indonesia.

Tambajong, E. (2000) Patobiologi Malaria Dalam Malaria: Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Cetakan ke. Edited by P. Harijanto. Jakarta: EGC.

Tawas, R. C., Pijoh, V. D. and Tuda, J. S. B. (2015) ‘Tindakan Masyarakat Tehadap Penyakit Malaria Di Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara’, Jurnal e-Biomedik, 3(1). https://doi.org/10.35790/ ebm.3.1.2015.6843.

Trapsilowati, W., Pujiyanti, A. and Negari, K. S. (2016) ‘Faktor Risiko Perilaku dan Lingkungan dalam Penularan Malaria di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur’, Balaba, 12(2), pp. 99–110.https://doi.org/10.22435/balaba.v12i2.4789.99-110.

Published
2020-07-02