Relevansi, Efektivitas dan Sustainabilitas Model Pemberdayaan Paraji dan Kokolot dalam Upaya Meningkatkan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

  • Sri Handayani Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan Badan Litbang Kemenkes
  • Suharmiati Suharmiati Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan - Badan Litbang Kesehatan
  • Karlina Karlina Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan - Badan Litbang Kesehatan
  • Yurika Fauzia Wardhani UPF Inovasi Teknologi Kesehatan - Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan
Keywords: Delivery, Health Facility, Empowerment

Abstract

In 2017 and 2018 the Center for Humanities and Health Management conducted health interventions research in Tugu and Rancapinang Village, Cimanggu District, Pandeglang Regency. This research is motivated by the maternal and child health problems that are still experienced in Pandeglang Regency. Intervention research was carried out using a community empowerment method where paraji and kokolot as agents of change to improve childbirth in health facilities. This research uses a qualitative approach with a participatory action research (PAR) method. Data collection methods have used in-depth interviews, focus group discussions, and observations. Paraji and kokolot empowerment model to increase childbirth in health facilities are quite relevant to be implemented because it is following the problem of the presence of pregnant women giving birth at home. In terms of effectiveness, this model is more effectively implemented in Tugu village than in Rancapinang Village because the characteristics of the area and the people of the two villages are different. The sustainability of this model is questionable because it is not yet integrated with the local health service
system. As a suggestion, modifying this model according to the social and cultural characteristics of the local community is necessary. Increasing effectiveness in this model is needed to have a strong partnership between paraji, kokolot as agents of change, village midwives, and local facilitators. This model must also be integrated with the local health service system so that sustainability can be realized.

Abstrak

Pada tahun 2017 dan 2018 Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan melaksanakan riset intervensi
kesehatan di Desa Tugu dan Desa Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang. Riset ini dilatarbelakangi oleh masalah kesehatan ibu dan anak yang masih dialami oleh Kabupaten Pandeglang. Riset intervensi dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat di mana paraji dan kokolot sebagai agen perubahan untuk meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan. Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode participatory action research (PAR). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan observasi. Model pemberdayaan paraji dan kokolot dalam upaya meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan cukup relevan diimplementasikan karena sesuai dengan permasalahan masih adanya ibu hamil yang melahirkan di rumah. Dari segi efektivitas model ini lebih efektif dilaksanakan di Desa Tugu dibandingkan di Desa Rancapinang karena karakteristik wilayah dan masyarakat kedua desa berbeda. Sustainabilitas model ini dipertanyakan karena belum terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan setempat. Sebagai saran, perlu adanya modifikasi dalam model intervensi ini yang disesuaikan dengan karakteristik sosial dan budaya masyarakat setempat. Untuk meningkatkan efektivitas model ini memerlukan kemitraan yang kuat antara paraji dan kokolot sebagai agen perubahan
dengan bidan desa dan pendamping lokal. Model ini juga harus terintegrasi dengan sistem kesehatan lokal sehingga sustainabilitas dapat tercapai.

References

Ambaretnani, P. (2012). Paraji and Bidan in Rancaekek: Integrated Medicine for Advanced Partnerships among Traditional Birth Attendants and Community Midwives in the Sunda Region of West Java, Indonesia. Doctoral Thesis, Leiden University. https://doi.org/9789085709770

Badan Pusat Statistik. (2017). Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Bkkbn, 1–606.

Dale, R. (2004). Evaluating Development Programmes and Projects (Vol. 3, Issue 2). New Delhi : Sage Publication Ltd.

Dinkes Kab. Pandeglang. (2016). Profil Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun 2016. Pandeglang : Dinas Kesehatan Kab. Pandeglang.

Harrison, K. A. (2011). Are traditional birth attendants good for improving maternal and perinatal health? No. BMJ (Clinical Research Ed.), 342(7811), 1340–1341. https://doi.org/10.1136/bmj.d3308

Kurniawan, A., Handayani, L., & Suharmiati. (2015). Sinergi Bidan dan Paraji: Mencari Sisi Kemajuan Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18(3), 229–238. https://media.neliti.com/media/publications/20948-ID-synergy-of-midwives-and-paraji-finding-the-plurality-side-in-the-maternal-and-ch.pdf

Minkler, M. (2000). Using participatory action research to build healthy communities. Public Health Reports, 115(2–3), 191–197. https://doi.org/10.1093/phr/115.2.191

Niehof, A. (2014). Traditional birth attendants and the problem of maternal mortality in Indonesia. In Pacific Affairs (Vol. 87, Issue 4, pp. 693–713). https://doi.org/10.5509/2014874693

Panuntun, S., Karsidi, R., Murti, B., & Akhyar. (2019). The Role of Midwives and Traditional Birth Attendant Partnership Program in Empowering Traditional Birth Attendant to Improve Maternal Health in Klaten, Central Java. Journal of Maternal and Child Health, 4(4), 279–286. https://doi.org/10.26911/thejmch.2019.04.04.07

Pardosi, J. F., Parr, N., & Muhidin, S. (2017). Local government and community leaders’ perspectives on child health and mortality and inequity issues in rural eastern Indonesia. Journal of Biosocial Science, 49(1), 123–146. https://doi.org/10.1017/S0021932016000134

Pusdatin Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Ramadhan, A., Vitriyani, E., & Angkasawati, T. J. (2015). Belenggu Kokolot: Pada Ibu Hamil dan Melahirkan Etnik Sunda, Kabupaten Pandeglang. Surabaya : UNESA University Press.

Rifkin, S. B. (2009). Lessons from community participation in health programmes: a review of the post Alma-Ata experience. International Health, 1(1), 31–36. https://doi.org/10.1016/j.inhe.2009.02.001

Saravanan, S., Turrell, G., Johnson, H., & Fraser, J. (2010). Birthing practices of traditional birth attendants in South Asia in the context of training programmes. Journal of Health Management, 12(2), 93–121. https://doi.org/10.1177/097206341001200201

Sondaal, A. E. C., Tumbahangphe, K. M., Neupane, R., Manandhar, D. S., Costello, A., & Morrison, J. (2019). Sustainability of community-based women’s groups: Reflections from a participatory intervention for newborn and maternal health in Nepal. Community Development Journal, 54(4), 731–749. https://doi.org/10.1093/cdj/bsy017

Suharmiati dkk. (2017). Laporan Penelitian Riset Intervensi Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2017. Jakarta : Badan Litbang Kemenkes RI.

Suharmiati dkk. (2018). Laporan Penelitian Riset Intervensi Kesehatan Kabupaten Pandeglang 2018. Jakarta : Badan Litbang Kemenkes RI.

Suradisastra, K., & Priyanto, D. (2011). Pemberdayaan Posisi Dan Peran Tokoh Tradisional Dalam Upaya Pengembangan Ternak Di Provinsi Banten. Wartazoa, 21, 51–59. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/wartazoa/wazo212-1.pdf

Titaley Christiana, R., Hunter Cynthia, L., Dibley Michael, J., & Peter, H. (2010). Why do some women still prefer traditional birth attendants and home delivery?: a qualitative study on delivery care services in West Java Province, Indonesia. BMC Pregnancy and Childbirth, 10, 43. http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=medl&NEWS=N&AN=20701762

Published
2021-02-03