Masalah Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Pernikahan Usia Dini Di Beberapa Etnis Indonesia; Dampak Dan Pencegahannya

  • Herti Windya Puspasari Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan Balitbangkes
  • Indah Pawitaningtyas Puslitbang Humaniora dan Manajemen Kesehatan - Badan Litbang Kesehatan
Keywords: Early Marriage, Adolescent, Maternal and Child Health

Abstract

The negative impact of early age marriage in Indonesia is the risk maternal and infant mortality by 30%, as many as 56% of adolescent girls experienced domestic violence, only 5.6% of adolescents with early marriage still continue schooling after marriage. This article arrange by further analysis and literature review of the ethnographic research book series on the Center for Research and Development in Humanities and Management Health, NIHRD. This article aim to determine the impact of early marriage on the maternal and child health in several ethnic groups in Indonesia and about the prevention. Cases of early marriage still occur in many ethnic groups in Indonesia and contribute to mortality and morbidity for mothers and children. The impact of early marriage on maternal and child health includes miscarriage, premature, bleeding and maternal death. They must get a education health about repoduction health from reliable source. It is necessary for the government’s role to provide education about reproductive health and positive activities to avoid early age marriage. Especially in districs that have high rates of early age marriage.

Abstrak

Dampak negatif dari pernikahan dini di Indonesia  adalah risiko kematian ibu dan bayi sebesar 30 %, 56% remaja perempuan mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan hanya 5,6% remaja dengan pernikahan dini yang masih melanjutkan sekolah setelah kawin.  Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dampak pernikahan usia dini terhadap kesehatan ibu dan anak di beberapa etnis di Indonesia serta pencegahannya. Artikel dibuat berdasarkan analisis lanjut dan kajian literatur dari buku seri riset etnografi Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan. Kasus pernikahan dini masih banyak terjadi di berbagai etnis di Indonesia dan menyumbang angka kematian dan kesakitan bagi Ibu dan Anak. Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan ibu dan anak antara lain, terjadinya keguguran, kelahiran premature, perdarahan hingga kematian ibu. Sebaiknya remaja memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan reproduksi dan mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi yang benar dan layak dari sumber yang terpercaya. Perlu peran pemerintah untuk memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan kegiatan-kegiatan yang positif untuk menghindari pernikahan dini.  Edukaski tersebut khususnya untuk masyarakat di daerah yang memiliki angka pernikahan dini yang cukup tinggi.

References

Aeni, N. (2013). Faktor Risiko Kematian Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7 No. 10 Mei 2013, 453–459. https://doi.org/10.21109/kesmas.v7i10.4

Alma, Lucky Radita, Dhian Kartikasari, and Nurnaningsih Herya Ulfa. 2020. “Analisis Pengetahuan Dan Sikap Siswa SMA Yang Berisiko Terjadinya Pernikahan Dini.” Preventia: Indonesian Journal of Public Health 5 (1): 49–54. https://doi.org/10.17977/um044v5i1p49-54.

Azwar, Saifudin. 2012. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bastomi, H. (2016). Pernikahan Dini dan Dampaknya (Tinjauan Batas Umur Perkawinan Menurut Hukum Islam dan Hukum Perkawinan Indonesia). Yudisia Vol. 7 No. 2 Desember 2016, 7, 354–384. http://dx.doi.org/10.21043/yudisia.v7i2.2160

BKKBN, BPS, Kemenkes, & ICF. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia; Kesehatan Reproduksi Remaja.

BPS, & Unicef. (2016). Kemajuan yang Tertunda : Analisis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia. Berdasarkan Hasil Susenas 2008-2012 dan Sensus Penduduk 2010.

Delprato, M., Akyeampong, K., Sabates, R., & Jinema Hernandez Fernandez. (2015). On the impact of early marriage on schooling outcomes in Sub-Saharan Africa and South West Asia. International Journal of Educational Development Vol. 44 September 2015, 44, 42–55. https://doi.org/10.1016/j.ijedudev.2015.06.001

Diananda, A. (2018). Psikologi Remaja dan Permasalahannya. ISTIGHNA Vol.1 No.1 Januari 2018, 1(1), 116–133. https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20

Djamilah, & Reni Kartikawati. (2014). Dampak Perkawinan Anak di Indonesia. Jurnal Studi Pemuda, 3(1), 1–16. https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32033

Dwinanda, A. R., Wijayanti, A. C., & Kusuma Estu Wardani. (2015). Hubungan Antara Pendidikan Ibu dan Pengetahuan Responden Dengan Pernikahan Usia Dini. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10 No.1, 76–81. https://doi.org/10.24893/jkma.v10i1.166

Ernawati, H., & Verawati, M. (2014). Kesehatan ibu dan bayi pada pernikahan dini. Media Ilmu Kesehatan Vol.3 No. 3 Desember 2014, 3(3), 132–139. https://doi.org/10.30989/mik.v3i3

Fadlyana, E., & Larasati, S. (2009). Pernikahan Usia Dini dan Permasalahannya. Sari Pedriati Vol. 11 No. 2 Agustus 2009, 11(2). https://doi.org/10.14238/sp11.2.2009.136-41

Glanz, K., Rimer, B. K., & K. Viswanath. (2008). Health Behavior And Health Education. Theory, Research and Practice. Jossey Bass.

Hamed, A., & Fouad Yousef. (2017). Prevalence, health and social hazards, and attitude toward early marriage in ever-married women, Sohag, Upper Egypt. Egypt Public Health Assoc . 2017 Dec 1;92(4), 228–234. https://doi.org/10.21608/EPX.2018.22044

Hamidiyanti, B. Y. F., Faiqah, S., Sulanty, A., & Ristrini. (2018). Intervensi Tokoh Agama dan Tokoh Adat Pada Tradisi Menikah Suku Sasak Dalam Rangka Menurunkan Kejadian Pernikahan Usia DIni di Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 21 No. 3 Juli 2018, 21, 152–162. https://doi.org/10.22435/hsr.v2Ii3.166

Hapisah, & Rizani, A. (2015). Kehamilan Remaja Terhadap Kejadian Anemia di Wilayah Puskesmas Cempaka Kota Banjar Baru. Jurnal Vokasi Kesehatan Vol 1 No. 4 Juli 2015, 1, 114–118. https://doi.org/10.30602/jvk.v1i4.24

Imanugraha, E., Heru, S., & Budiasri Made Asri. (2015). Buku Seri Etnografi Kesehatan 2015. Mengincar Si Bella : Berujung Pernikahan Dini Etnik Makassar. UNESA University Press.

Ipa, M., Prasetyo, D. A., Arifin, J., & Kasnodihardjo. (2014). Buku Seri Etnografi Kesehatan 2014. Balutan Pikukuh Persalinan Baduy Etnik Baduy Dalam Kabupaten Lebak. Balitbangkes.

Isnaeni Rofiqoh, Effendi, J. S., & Bratakusuma, D. S. (2016). Hubungan Umur Ibu, Paritas dan Penolong Persalinan Dengan Kematian Neonatal di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol.3 No.1 April 2016, 3(1), 60–68. https://doi.org/10.22146/jkr.36193

Julijanto, M. (2015). Dampak Pernikahan Dini dan Problematika Hukumnya. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Vol. 2 No. 1. 2015, 2, 62–72. https://doi.org/10.2317/jpis.v25i1.822

Kabir, R., Gosh, S., & Shawly, A. (2019). Causes of Early Marriage and Its Effect on Reproductive Health of Young Causes In Bangladesh. American Journal of Applied Sciences November 2019. https://doi.org/10.3844/ajassp.2019.289.297

Kamal, M., Hasan, H., Alam, G. M., & Yang Ying. (2014). Child Marriage in Bangladesh : Trend and Determinant. Journal of Biosocio Science. https://doi.org/10.1017/S0021932013000746

Kumaidi, & Amperaningsih, Y. (2015). Hubungan sikap dan status ekonomi dengan pernikahan dini pada remaja putri. XI(1), 75–80. https://doi.org/10.26630/jk.v5i2.44

Kurniasari, N. D., Hariastuti, I., & Mardiono. (2018). Pemahaman Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi (Pernikahan Dini dan Perilaku Beresiko) di Sampang Madura. Jurnal Komunikasi Vol/ XII NO.01 Maret 2018, XII, 74–85. https://doi.org/10.21107/ilkom.v12i1.3801 PEMAHAMAN

Laksono, A. D., & Sandra, C. (2020). Analisis Ekologi Persalinan di Fasilitas Kesehatan di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 23 No. 1 Januari 2020, 1–9. https://doi.org/10.22435/hsr.v23i1.2323

Lestari, W., & Suci Wulansari. (2018). Pertunjukkan Wayang Interaktif Sebagai Sarana Promosi Kesehatan Remaja Tentang Rokok, Narkoba dan Pergaulan Bebas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.21 No.2 April 2018, 125–132. https://doi.org/10.22435/hsr.v21i2.262.125-132

Malhotra, A., Warner, A., Gonagle, A. M., & Lee-Rife, S. (2011). Solutions to End Child Marriage What The Evidence Show. https://www.icrw.org/publications/solutions-to-end-child-marriage/

Martadisoebrata, D. (2005). Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Yayasan Bina Pustaka.

MB Roirike, AlRasyid, H., & Handayani, L. (2015). Buku Seri Riset Etnografi Kesehatan 2015. Balada Gubalan : Budaya dan Fenomena Menikah Dini Etnik Lampung di Kabupaten Mesuji. UNESA University Press.

Oktarina, & Fauzia, Y. (2019). Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Ibu Menyusui di Beberapa Etnik di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 22 No. 4 Oktober 2019. https://doi.org/10.22435/hsr.v22i4.1550

Kemenppa. (2018) . Profil Anak Indonesia Tahun 2018. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kemenkes. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kementerian Kesehatan

Qibtiyah, M. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Perkawinan Muda Perempuan Mayoritas masyarakat Jawa Timur menikah di usia 15-1K9 tahun. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan Vol. 3 No. 1 Juli 2014, 3, 50–58. Journal.unair.ac.id/JBK@faktor-yang-mempengaruhi-perkawinan-muda-perempuan-article-8580-media-40-category-3.html

Rahman, F., Syahadatina, M., Aprillisya, R., & Heppy Dwiyana Afika. (n.d.). Kajian Budaya Remaja Pelaku Pernikahan Dini di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. Jurnal MKMI Juni 2015, 108–117. https://doi.org/10.30597/mkmi.v11i2.540

Ramadani, M., Nusral, D. G. A., & Ramli, L. (2015). Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja Roles of Health Worker and Family in Teenage Pregnancy. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.10 No 2 N, 10(94), 87–92. https://doi.org/10.21109/kesmas.v10i2.885

Simanjuntak, H. (2015). Aceh student expelled from school over marriage. The Jakarta Post. http://www.thejakartapost.com/news/2015/01/23/aceh -student-expelled-school-over-marriage.html

Soekidjo Notoatmodjo. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Stark, L. (2017). Early marriage and cultural constructions of adulthood in two slums in Dar es Salaam. Culture Health & Sexuality 20(357) November 2017. https://doi.org/10.1080/13691058.2017.1390162

Tsany, F. (2015). Trend Pernikahan Dini di Kalangan Remaja ( Studi Kasus Di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Tahun 2009-2012 ). Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama Vol. 9 No. 1 Januari-Juni 2015, 9, 83–103. https://doi.org/10.14421/jsa.2015.091-05

Unicef. (2012). Progress for Children. A Report Card on Adolescent (Issue 10). Unicef.

Vita Kartika Mahirawati, Agustya, R. I., & Asep Kusnali. (2019). Budaya Kehamilan dan Persalinan Pada Masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak Tahun 2018. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol.22 No.3 Juli 2019, 22, 192–199. https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1494.

Wardhani, Y. F., & Oktarina. (2019). Teori Kebutuhan Maslow Sebagai Rasionalisasi Pencegahan Kasus Aborsi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 22 No. 3 Juli 2019, 22, 200–207. https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1354.

WHO, & Unicef. (2004). Low Birthweight: Country, Regional and Global Estimates.

Zulkarnain E. (2015). Pernikahan Usia Dini Tertinggi di Kecamatan Mesuji dan Rawajitu Utara. Tribunnews. http://lampung.tribunnews.com/2014/06/10/pernikahan-usia-dini-tertinggi-di-kecamatan-mesuji-dan-rawajitu-utara

Published
2020-12-11