Pengelompokan Provinsi Di Indonesia Berdasarkan Faktor Penyebab Balita Stunting

  • DODI SATRIAWAN Badan Pusat Statistik
Keywords: Todler, Stunting, Cluster Analysis, Ward Method

Abstract

The stunting condition is characterized by the growth of childrens who are slow and fail to reach normal height. Some of the causes of stunting include household access to sanitation and drinking water sources, initiation of early breastfeeding, exclusive breastfeeding, full immunization, household income, and household access to nutritious food. Basically, to make it easier to see the characteristics of the factors that cause stunting under five in Indonesia, it can be done through group formation. The formation of this group is based on the similarity of the characteristics of the factors causing stunting under five in each province in Indonesia. This study aims to classify provinces in Indonesia based on the causes of stunting. The source of the data used is secondary data from the Ministry of Health and BPS in 2017. Clustering was carried out using the ward method cluster analysis. The clustering results are four groups with different characteristics. The 1st group consisting of 4 provinces is a group with a very high stunting factor. The 2nd group of 16 provinces was a group with a high stunting factor. The 3rd group consisting of 8 provinces was a group with a moderate stunting factor. The 4th group consisting of 6 provinces is a group with a low stunting factor.

Abstrak

Kondisi stunting ditandai dengan pertumbuhan anak-anak yang lambat dan gagal mencapai tinggi badan normal. Beberapa faktor penyebab stunting antara lain akses rumah tangga terhadap sanitasi dan sumber air minum, inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian imunisasi lengkap, pendapatan rumah tangga, serta akses rumah tangga terhadap makanan bergizi. Pada dasarnya untuk mempermudah melihat karakteristik faktor penyebab balita stunting di Indonesia dapat melalui pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok ini didasarkan pada kesamaan karakteristik faktor penyebab balita stunting pada setiap provinsi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan provinsi di Indonesia berdasarkan faktor penyebab stunting. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Kementerian Kesehatan dan BPS tahun 2017. Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan analisis cluster metode ward. Hasil pengelompokan adalah empat kelompok dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kelompok pertama beranggotakan 4 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sangat tinggi. Kelompok kedua beranggotakan 16 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting tinggi. Kelompok ketiga beranggotakan 8 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting sedang. Sedangkan kelompok keempat beranggotakan 6 provinsi yang merupakan kelompok dengan faktor stunting rendah.

References

Agustina, A., & Hamisah, I. (2019). Hubungan Pemberian Asi Ekslusif, Berat Bayi Lahir Dan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kabupaten Pidie. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 5(2), 162. https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.397

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan ( The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas ). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170.

Asrianti, T., Afiah, N., & Muliyana, D. (2019). Tingkat Pendapatan, Metode Pengasuhan, Riwayat Penyakit Infeksi Dan Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Samarinda. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan (JNIK) LP2M Unhas, 2(1), 1–8.

Bappenas. (2011). Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) Tahun 2011-2015. 1–86. https://www.bappenas.go.id/files/4613/5228/2360/ran-pg-2011-2015.pdf

Bentian, Mayulu, N., & Rattu, A. J. M. (2015). Faktor Resiko Terjadinya Stunting pada Anak TK di Wilayah Kerja Puskesmas Siloam Tamako Kabupaten Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Jikmu, 5(1), 1–7. http://download.portalgaruda.org/

BPS. (2014). Kajian indikator Sustainable Development Goals ( SDGs ). Badan Pusat Statistik, 1–172.

Darmi, Y., & Setiawan, A. (2016). Penerapan metode clustering k-means dalam pengelompokan penjualan produk. Jurnal Media Infotama Universitas Muhammadiyah Bengkulu, 12(2), 148–157.

Handoyo, R., Rumani, R., & Nasution, S. M. (2014). Perbandingan Metode Clustering Menggunakan Metode Single Linkage Dan K-Means Pada Pengelompokan Dokumen. JSM STMIK Mikroskil, 15(2), 73–82. https://mikroskil.ac.id/ejurnal/index.php/jsm/article/view/161

Hidayat, M. S., Ngurah, G., & Pinatih, I. (2017). Prevalensi Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidemen Karangasem. E-JURNAL MEDIKA, 6(7), 1–5.

Humphrey, J. H., Mbuya, M. N. N., Ntozini, R., Moulton, L. H., Stoltzfus, R. J., Tavengwa, N. V., Mutasa, K., Majo, F., Mutasa, B., Mangwadu, G., Chasokela, C. M., Chigumira, A., Chasekwa, B., Smith, L. E., Tielsch, J. M., Jones, A. D., Manges, A. R., Maluccio, J. A., Prendergast, A. J., … Makoni, T. (2019). Independent and combined effects of improved water, sanitation, and hygiene, and improved complementary feeding, on child stunting and anaemia in rural Zimbabwe: a cluster-randomised trial. The Lancet Global Health, 7(1), e132–e147. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(18)30374-7

Indrastuty, D., & Pujiyanto. (2014). Determinan Sosial Ekonomi Rumah Tangga dari Balita Stunting : Analisis Data Indonesia Family Life Survey ( IFLS ). Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 3(2), 68–75.

Irfiani, E., & Rani, S. S. (2018). Algoritma K-Means Clustering untuk Menentukan Nilai Gizi Balita. Jurnal Sistem Dan Teknologi Informasi, 6(4), 165–172.

Kemenkes. (2016). Profil Kesehatan Indonesia 2016. In Profil Kesehatan Provinsi Bali. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf

Khatimah, H., Abbas, H. H., Mahmud, N. U., & Sididi, M. (2020). Karakteristik Kejadian Stunting Di Wilayah Kecamatan Mariso Kota Makassar. Window of Public Health Journal, 01(02), 141–147.

Nasution, D., Nurdiati, D. S., & Huriyati, E. (2014). Berat badan lahir rendah ( BBLR ) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(01), 31–37.

Ningrat, D. R., Maruddani, D. A. I., & Wuryandari, T. (2016). Analisis Cluster Dengan Algoritma K-Means Dan Fuzzy C-Means Clustering Untuk Pengelompokan Data Obligasi Korporasi. Jurnal Gaussian, 5(4), 641–650.

Rahmad, A. H. AL, & Miko, A. (2016). Kajian Stunting pada Anak Balita Berdasarkan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga di Kota Banda Aceh. Jurnal Kesmas Indonesia, 8(2), 63–79.

Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.253

Sumardilah, D. S., & Rahmadi, A. (2019). Risiko Stunting Anak Baduta ( 7-24 bulan ). Jurnal Kesehatan, 10(April), 93–104.

TNP2K. (2018). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024 (National Strategy for Accelerating Stunting Prevention 2018-2024). November, 1–32. http://tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis 2018/Sesi 1_01_RakorStuntingTNP2K_Stranas_22Nov2018.pdf

WHO. (2014). Global Nutrition Targets 2025 Stunting Policy Brief. https://doi.org/10.2307/j.ctv1bvnfnb.10

Yudianti, & Saeni, R. H. (2016). Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Kesehatan MANARANG, 2(1), 21–25.

Published
2021-12-29