PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN OVITRAP DAN MOSQUITO TRAP DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA

  • Vivin Mahdalena Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja
  • Rahayu Hasti Komaria Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja
Keywords: Control, dengue hemorrhagic fever, Aedes, ovitrap, mosquito trap

Abstract

The Dengue Fever (DF)/Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a major public health problem in Indonesia. Indonesia of DHF cases in 2019 increased compared to the previous year, which was 138.127 cases with an Incidence Rate (IR) of 51.53 per 100.000 population. The vectors of dengue virus are Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, and Aedes scutellaris mosquitoes. Prevention of dengue transmission relies mainly through vector control. The use of traps such as ovitrap and mosquito trap has the potential to be applied and integrated with other methods. Ovitrap and mosquito trap usage information is expected to be applied in the community and can assist in the dengue vector control program. The data in this article were secondary data from several research results that had been published and were field experiment. Ovitrap and mosquito trap are able to trap Aedes and non-Aedes mosquitoes. The effectiveness of the trap can be increased through the use of attractants from plant-based ingredients in the form of straw soaking water, mixture of brown sugar and yeast, mixture of granulated sugar and yeast, and chili extract. Ovitrap and mosquito trap with attractants from plant-based ingredients were quite effective in reducing the density of Aedes mosquitoes, besides that it safer for humans and non-target animals.

References

Halomoan JT dan Suwandi JF. Pengendalian vektor virus dengue dengan metode release of insect carrying dominant lethal (RIDL). Majority. 2017; 6(1): 46-50.

Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal. 2020.

Arifudin M, Adrial, Rusjdi SR. Survei larva nyamuk Aedes vektor demam berdarah dengue di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kotamadya Padang Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(1): 60-66.

Joni H, Santya RNRE, Prasetyowati H. Distribusi dan kepadatan vektor demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan ketinggian tempat di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2015; 14(1): 17-28.

Menkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 50 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan untuk vektor dan binatang pembawa penyakit serta pengendaliannya. 2017.

Astutiningsih C, Septiana R, Murti BT, Putri AD. Pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan memanfaatkan botol bekas dan ragi di Desa Kertosari, Kendal. Jurnal Abdidas. 2020; 1(6): 632-639.

Sazali M dan Astuti RRUNW. Pengendalian vektor demam berdarah menggunakan lethal mosquito trap modification (LMM) di Kelurahan Pagutan Induk, Kota Mataram. Jurnal Biosains. 2018; 4(3): 124-130.

Ramadhani T dan Wahyudi BF. Pengaruh penggunaan lethal ovitrap terhadap populasi nyamuk Aedes sp sebagai vektor demam berdarah dengue. BALABA. 2013; 9(1): 21-26.

Dwinata I, Baskoro T, Indriani C. Autocidal ovitrap atraktan rendaman jerami sebagai alternatif pengendali vektor DBD di Kabupaten Gunungkidul. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia (MKMI). 2015; 11(2): 125-131.

Bangun HA. Perbandingan efektivitas perangkap nyamuk gula merah ragi dengan ekstrak cabai merah dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan PB Selayang II Kecamatan Medan Selayang tahun 2017. Wahana Inovasi. 2017; 6(2): 137-143.

Saepudin M, Hermilestari A, Supraptono B, Kasjono HS. Pengendalian demam berdarah dengue dengan menggunakan model terintegrasi pengendalian vektor total berbasis masyarakat dan sticky autocidal mosquito trap. Vektora. 2020; 12(2): 133-146.

Ambiya Z, Martini, Pradani FY. Nyamuk dewasa yang terperangkap pada jenis atraktan berbeda di Kelurahan Tembalang Kota Semarang. Aspirator. 2020; 12(2): 115-122.

Sucipto CD dan Kuswandi K. Efektivitas perangkap nyamuk kasa apung sebagai perangkap nyamuk Aedes aegypti di wilayah endemis DBD Kota Tangerang. Jurnal Medikes. 2016; 3(2): 157-164.

Hairani B, Ridha MR, Fadilly A, Meliyanie G, Rosanji A. Efektivitas air rendaman jerami alang-alang (Imperata cylindrica) sebagai atraktan terhadap jumlah telur Aedes aegypti. BALABA. 2020; 16(1): 39-46.

Husin H. Analisis Kepadatan nyamuk menggunakan light trap pada kejadian malaria. Jurnal Media Kesehatan. 2017; 10(2): 102-110.

Trapsilowati W, Susanti L, Pujiyanti A. Lethal ovitrap sebagai alternatif pengendalian vektor demam berdarah dengue [laporan kajian]. Salatiga: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. 2016.

Quimbayo M, Rúa-Uribe G, Parra-Henao G, Torres C. Evaluation of lethal ovitraps as a strategy for Aedes aegypti control. Biomedica. 2014; 34(3): 473-482.

Sholichah Z, Ramadhani T, Ustiawan A. Efikasi insektisida berbahan aktif cypermethrin dengan metode lethal ovitrap terhadap Aedes aegypti di laboratorium. BALABA. 2010; 6(12): 7-11.

Salim M dan Satoto TBT. Uji efektifitas atraktan pada lethal ovitrap terhadap jumlah dan daya tetas telur nyamuk Aedes aegypti. Buletin Penelitian Kesehatan. 2015; 43(3): 147-154.

Inayah A dan Sukendra DM. Light trap dengan atraktan cuka hitam untuk mencegah transmisi penyakit tular vektor. HIGEIA. 2019; 3(4): 513-523.

Sunu B. Kemampuan Atraktan pada perangkap nyamuk dalam pengendalian nyamuk. Jurnal Sulolipu. 2017; 17(2): 32-38.

T. Dota Y, Syahribulan, Umar MR. Eksistensi dan sebaran nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus di kampus Universitas Hasanuddin Makassar. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2013; 12(2): 87-94.

Ambarita LP, Sitorus H, Komaria RH. Habitat Aedes pradewasa dan indeks entomologi di 11 kabupaten/kota Provinsi Sumatera Selatan. BALABA. 2016; 12(2): 111-120.

Kroth N, Cozzer GD, De Carvalho G, Cassol AS, Breaux J, Lutinski JA et al. Oviposition preferences of the mosquito Aedes aegypti Linnaeus, 1762 (Culicidae): an urban environment bioassay. Bulletin of Entomological Research. 2019; 1-9.

Astuti EP dan R.E.S Roy N. Efektivitas alat perangkap (trapping) nyamuk vektor demam berdarah dengue dengan fermentasi gula. Aspirator. 2011; 3(1): 41-48

Nurjana MA dan Kurniawan A. Preferensi Aedes aegypti meletakkan telur pada berbagai warna ovitrap di laboratorium. BALABA. 2017; 13(1): 37-42.

Agustin I, Tarwotjo U, Rahadian R. Perilaku bertelur dan siklus hidup Aedes aegypti pada berbagai media air. Jurnal Biologi. 2017; 6(4): 71-81.

Published
2021-12-07
How to Cite
Mahdalena, V., & Komaria, R. (2021). PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN OVITRAP DAN MOSQUITO TRAP DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA. SPIRAKEL, 13(1), 42-50. https://doi.org/10.22435/spirakel.v13i1.5257
Section
Articles