KAJIAN EPIDEMIOLOGI P. KNOWLESI DI PROVINSI ACEH TAHUN 2018-2019

  • Raisuli Ramadhan
  • Fahmi Ichwansyah
  • Eka Fitria
  • Asnawi Abdullah
  • Maidar Maidar
  • Jontari Jontari
Keywords: P. knowlesi, Macaca, Lingkungan Hutan

Abstract

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Indonesia akan mencapai fase eliminasi malaria pada tahun 2030. Tapi, periode tahun 2018-2019 di Provinsi Aceh dilaporkan masih adanya temuan 19 kasus positif infeksi P. knowlesi. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis faktor risiko terhadap kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh periode tahun 2018 s/d 2019. Penelitian observasional dengan desain penelitian kasus kontrol, dilakukan di 4 wilayah kabupaten/ kota yang menjadi lokasi penemuan kasus infeksi P. knowlesi di Provinsi Aceh. Populasinya seluruh masyarakat dari 4 kabupaten/kota yang menjadi lokasi penelitian yang potensial tinggal dekat hutan. Sampel penelitian sebanyak 74 orang (16 kasus: 58 kontrol). Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil uji analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara kebiasaan keluar malam hari (p=0,001) dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Selanjutnya tidak ada hubungan antara keberadaan macaca, lingkungan hutan, obat anti nyamuk, kelambu, dan kawat kasa dengan kejadian infeksi P. knowlesi. Hasil analisis multivariat untuk keseluruhan variabel penelitian diketahui bahwa kebiasaan keluar malam hari merupakan prediktor paling dominan terhadap kejadian infeksi P. knowlesi ((OR=11,25) (95% CI: 3,01 – 42,08) p Value =0,000). Hasil penelitian secara umum menyimpulkan bahwa kebiasaan keluar malam hari secara signifikan memiliki pengaruh terhadap kejadian infeksi P. knowlesi di provinsi Aceh.

 

The Ministry of Health of the Republic of Indonesia has determined that Indonesia will reach the elimination phase of malaria in 2030. But, in period 2018 - 2019 Aceh Province is reported to have found 19 positive cases of P. knowlesi infection. This research aims to dorisk factor analysis of cases P. knowlesi infection in Aceh Province for the period 2018 to 2019. This observational study with a case control research design was conducted in 4 districts/ cities which were the location for finding cases of P. knowlesi infection in Aceh Province. Its populationAll people from the 4 districts / cities that are potential research locations live near the forest. The research sample was 74 people (16 cases: 58 control). Data analysis was performed using logistic regression analysis. The results of the bivariate analysis test showed that there was a relationship between the habit of going out at night (p=0.001) with the incidence of P. knowlesi infection. Furthermore, there is no relationship between the presence of macaca, forest environment, mosquito repellent, mosquito nets, and gauze with the incidence of P. knowlesi infection. The results of multivariate analysis for all research variables showed that nighttime out habits were the most dominant predictor of P. knowlesi infection ((OR = 11.25) (95% CI: 3.01 - 42.08) p value = 0.000). The results of the study generally concluded that the habit of going out at night had a significant effect on the incidence of P. knowlesi infection in Aceh province.

References

1. Cox-Singh J, Davis TM, Lee K-S, Shamsul SS, Matusop A, Ratnam S, et al. P. knowlesi malaria in humans is widely distributed and potentially life threatening. Clinical infectious diseases. 2008;46(2):165-71.
2. Sabbatani S, Fiorino S, Manfredi R. Plasmodium knowlesi: from Malaysia, a novel health care threat. Infez Med. 2012;20(1):5-11.
3. Nelwan R, Subbagian A. Malaria plasmodium knowlesi. Cermin Dunia Kedokteran. 2013;204:327-9.
4. Figtree M, Lee R, Bain L, Kennedy T, Mackertich S, Urban M, et al. P. knowlesi in human, Indonesian Borneo. Emerging infectious diseases. 2010;16(4):672.
5. Setiadi W, Sudoyo H, Trimarsanto H, Sihite BA, Saragih RJ, Juliawaty R, et al. A zoonotic human infection with simian malaria, Plasmodium knowlesi, in Central Kalimantan, Indonesia. Malaria journal. 2016;15(1):218.
6. Lubis I, Wijaya H, Lubis M, Lubis C, Sutherland C. Molecular identification of human P. knowlesi infections in North Sumatera, Indonesia. International Journal of Infectious Diseases. 2016;45:182.
7. Herdiana H, Irnawati I, Coutrier FN, Munthe A, Mardiati M, Yuniarti T, et al. Two clusters of P. knowlesi cases in a malaria elimination area, Sabang Municipality, Aceh, Indonesia. Malaria journal. 2018;17(1):186.
8. Badan Litbangkes. Hasil Pemeriksaan Laboratorium tentang sampel suspect Malaria Knowlesi. Jakarta: Kemenkes; 2019.
9. Junaidi H, Raharjo M, Setiani O. Analisis Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala Bhee Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2015;14(2):40-4.
10. Tan CH, Vythilingam I, Matusop A, Chan ST, Singh B. Bionomics of Anopheles latens in Kapit, Sarawak, Malaysian Borneo in relation to the transmission of zoonotic simian malaria parasite Plasmodium knowlesi. Malaria journal. 2008;7(1):52.
11. Vythilingam I, NoorAzian YM, Huat TC, Jiram AI, Yusri YM, Azahari AH, et al. P. knowlesi in humans, macaques and mosquitoes in peninsular Malaysia. Parasites & vectors. 2008;1(1):26.
12. Babba I. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian malaria (studi kasus di wilayah kerja puskesmas hamadi kota jayapura): program Pascasarjana Universitas Diponegoro; 2007.
13. Dahniar A. Pengaruh Asap Obat Nyamuk Terhadap Kesehatan dan Struktur Histologi Sistem Pernafasan. Jurnal kedokteran syiah Kuala. 2011;11(1):52-9.
14. Salwati E, Handayani S, Dewi RM, Mujiyanto M. Kasus Baru P. knowlesi pada Manusia di Jambi. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 2017;6(1):39-51.
15. Ta TH, Hisam S, Lanza M, Jiram AI, Ismail N, Rubio JM. First case of a naturally acquired human infection with Plasmodium cynomolgi. Malaria journal. 2014;13(1):1-7.
16. Ompusunggu S. Malaria Hutan Di Provinsi Kalimantan Tengah Dan Kalimantan Selatan, Indonesia Tahun 2013. Indonesian Journal of Health Ecology. 2015;14(2):145-56.
17. Kar NP, Kumar A, Singh OP, Carlton JM, Nanda N. A review of malaria transmission dynamics in forest ecosystems. Parasites & vectors. 2014;7(1):265.
18. Bharati K, Ganguly N. Tackling the malaria problem in the South-East Asia Region: Need for a change in policy? The Indian journal of medical research. 2013;137(1):36.
19. Anjasmoro R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Rembang Kabupaten Purbalingga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. 2013;2(1):18851.
20. Harmendo H, Wahyuningsih NE, Raharjo M. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. 2009;8(1):15-9.
21. Pusdatin. Malaria dan Kemiskinan. In: RI D, editor. Jurnal dan Informasi Kesehatan. Jakarta2003.
22. Widyasari WR, Ishak H, Birawida AB. Upaya Pencegahan Gigitan Nyamuk dengan Keberadaan Kasus Malaria. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2016;10(3):140-5.
23. Rangkuti AF, Sulistyani S. Faktor Lingkungan dan Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Kecamatan Panyabungan Mandailing Natal Sumatera Utara. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara. 2017:1-10.
Published
2021-07-29
How to Cite
1.
Ramadhan R, Ichwansyah F, Fitria E, Abdullah A, Maidar M, Jontari J. KAJIAN EPIDEMIOLOGI P. KNOWLESI DI PROVINSI ACEH TAHUN 2018-2019. sel [Internet]. 29Jul.2021 [cited 3Jul.2024];8(1):47 -63. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/sel/article/view/4702

Most read articles by the same author(s)